Cerita mistis gunung Penanggungan


Misteri Pendaki Gunung Penanggungan

Kisah ini salah satu dari misteri yang dialami pendaki gunung penanggungan:
Berawal dari perjalanan dua kakak beradik yang memang pecinta alam. Mereka memulai perjalanan dari LMDH Tamiajeng, Desa Tamiajeng, Kecamatan Trawas. Keindahan alam pun memberikan pemandangan nyaman bagi keduanya.
Menjelang sore mereka sampai di pos dekat puncak bayangan (hampir puncak). Mereka istirahat di pos itu selama 15 menit, kemudian melanjutkan perjalanan untuk sampai puncak bayangan. Setibanya di sana, malam pun menutup jalur dan membuat mereka harus berkemah di salah satu goa.
Jelang tengah malam, mereka mendengar suara orang ramai-ramai ngobrol seperti di atas mereka. Mereka mengira sudah ada yang mencapai puncak terlebih dahulu. Meskipun selama perjalanan mereka tidak melihat pendaki lain. Kemudian, saat mereka memutuskan untuk tidur, terlihat lampu-lampu senter seperti menyinari jalur pendakian.
Mereka pun mengira itu adalah kumpulan pendaki lain, dan mereka berikan signal untuk bergabung di goa itu. Namun, sinar itu tidak bergerak mendekati mereka dan hanya di satu tempat saja. Tak lama mereka pun terlelap karena capek menunggu. Paginya mereka melanjutkan perjalanan untuk melihat matahari terbit. Sampai di puncak, mereka menikmati terbitnya matahari, tapi kebingungan dan heran setelah melihat tidak ada satu orang pun di puncak.
Setelah menikmati matahari terbit, mereka pun turun dan kembali ke pos awal. Namun, mereka bertanya-tanya, siapa yang terdengar mengobrol dan lampu senter siapa itu?
Kisah keramaian ini juga bukan hanya terjadi dalam pendakian Gunung Penanggungan, di gunung-gunung yag lain juga ada misalnya misteri keramaian pasar ketika mendaki Merapi menjelang puncaknya.

Misteri Altar Kuno di Puncak Penanggungan

Di Puncak Penanggungan, terdapat sebuah misteri yang sampai saat ini belum terpecahkan. Orang-orang yang sibuk berfoto tampaknya tak menyadari jika di puncak gunung yang selalu diselimuti kabut ini konon ada sebuah altar kuno yang hingga kini keberadaannya masih misteri. Namun, di lereng puncak sisi utara, kini juga ada bangunan baru yang menyerupai altar dan kemungkinan digunakan untuk menggelar upacara.
Menurut kepercayaan Jawa Kuna, Gunung Penanggungan merupakan salah satu bagian puncak Mahameru yang dipindahkan oleh penguasa alam. Penanggungan merupakan salah satu gunung suci dari sembilan gunung suci di Jawa.
Nigel Bullough warga Inggris yang telah menjadi WNI dengan nama Hadi Sidomulyo dan menjadi pengajar di Universitas Surabaya, sejak 1998 meneliti jejak-jejak sejarah yang tertera dalam Kitab Negarakertagama karya Mpu Prapanca. Pada tahun itu, Nigel menapak tilasi rute desa-desa di Gunung Penanggungan. Temuan mutakhirnya adalah adanya jalan kuno melingkar yang bisa dilalui kereta kuda pada zaman Kerajaan Majapahit sampai di puncak Gunung Penanggungan.
Altar kuno di Puncak Penanggunan ini memang masih belum ditemukan, namun menurut tim Ekspedisi Gunung Penanggungan Ubaya, Kusworo, kemungkinan altar itu dulu ada meski belum bisa dibuktikan. Ia sendiri percaya altar itu ada mengingat sebaran peninggalan di lereng-lereng gunung ini. “Dilihat dari banyaknya peninggalan di Gunung Penanggungan, bisa jadi situsnya ya gunung itu sendiri,” kata Kusworo Rahadyan. Berdasarkan data riset dinas purbakala selama dua tahun (2012-2014) ditemukan 116 situs percandian atau objek kepurbakalaan, mulai dari kaki sampai mendekati puncak gunung.
Selain itu, sampai saat ini juga masih dijumpai sisa-sisa jalur kuno yang menghubungkan antar-candi atau situs.

Gunung Penanggungan Sebagai Cagar Budaya

Pemerintah Jawa Timur sudah menetapkan kawasan Gunung Penanggungan sebagai kawasan cagar budaya yang harus dilindungi. Melalui Surat Keputusan Gubernur Jatim Nomor 188 tertanggal 14 Januari 2015, Gubernur Jatim Soekarwo menyebut Gunung Penanggungan merupakan tempat bersejarah karena di lokasi tersebut banyak warisan berupa benda-benda bersejarah peninggalan kerajaan-kerajaan masa lalu.
credit : Nadia Saputri (21)

Komentar

Postingan Populer